top of page

SANDIWARA NEGARA

Manusia dengan segala daya pikirnya adalah makhluk tuhan paling sempurna untuk memainkan peranan penting dalam kehidupan. Segala apa yang dilakukan manusia dalam hidupnya adalah sebebas-bebasnya apa yang ia ingin lakukan, namun tetap dalam kaidah-kaidah dan norma yang ditetapkan dalam lingkungannya.


Apa yang terjadi belakangan ini di Negara Indonesia adalah contoh bagaimana sandiwara adalah hal utama yang dilakukan manusianya. Berbagai tokoh dan cerita bercampur di dalamnya dengan dilengkapi skenario yang apik nan menawan. Semua berkontribusi dan terlibat sebagai actor, produser, direktur dan sebagai penonton.


Memasuki tahun 2016 akhir Indonesia seperti seperti sedang keranjingan untuk bermain sandiwara, dimulai dengan maraknya dugaan kasus penistaan agama sampai penistaan pancasila oleh segelintir oknum penduduknya, dan sebagian lainnya menjadi penonton setia dengan komentar-komentarnya dan analisis-analisinya untuk membuat sandiwara menjadi lebih menarik untuk ditonton dan diikuti.


Dalam bersandiwara, manusia perlu mengaburkan karakter aslinya demi peran yang dimainkan. Begitulah yang sekarang terjadi di Indonesia hingga penonton dibuat terbuai dan kesulitan untuk melihat karakter asli si pelaku. Para pemain sandiwara di Indonesia sudah terbagi siapa yang menjadi tokoh antagonis dan tokoh protagonist di dalamnya, namun kehebatan sandiwara yang dilakukan adalah penonton dibuat tak mengerti mana pihak yang antagonis dan mana pihak yang protagonist sehingga sandiwara ini membuat penonton terpecah dan terbelah menjadi pendukung kedua pihak dan ikut-ikutan mrngaplikasikan sandiwara ini dalam kesehariannya.


Kita bisa melihat penonton saling berseteru dengan komentarnya masing-masing karena dalam subjektifitasnya kelompok yang mereka dukung adalah kelompok protagonis yang akan membuat sandiwara ini berahir dengan kemenangan dan membawa Negara ini menuju kesejahteraan bagi semua penduduknya.


Sandiwara ini akan menjadikan penduduk kita belajar jika Negara dipenuhi orang pintar yang mampu memerankan tokoh dan mempunyai wajah dan lidah yang bisa menyuarakan pemikiran yang berbeda dalam berbagai tokoh. Boleh jadi kita bisa menjadikan pemeran tersebut sebagai teladan dalam memainkan peran kita dalam kehidupan sehari-hari, belajar mengendalikan wajah dan mengendalikan lidah dalam bersandiwara.


Menarik untuk kita sebagai penonton melihat bagaimana akhir dari sandiwara Negara ini, sampai pada mana ujungnya dan kepada siapa kemenangan akan berkelana. Namun satu yang pasti, Negara akan tepecah belah jika sandiwara ini diteruskan dan dilanjutkan hingga episode-episode penuh intrik dan penuh kebohongan. Rakyat dibuat terlena dan lupa jika Negara bukan tempat bermain sandiwara, Negara bukan tempat bermain mata, Negara bukan panggung hiburan para pejabatnya.


Akhiri sandiwara Negara, segera!!!

Ciputat, 03 Februari 2017

Agung Wijaksono

Featured Review
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Tag Cloud
No tags yet.
bottom of page