top of page

Tentang Aksara dan Pemuda Desa

Featured Review
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Tag Cloud

Aku hanyalah pemuda desa yang menjelajahi kota, seperti si Marco dalam  "Rumah Kaca" tetralogi seorang Pramoedya Ananta Tour. Meninggalkan desa dengan keringat-keringat petani yang membasahi bumi dan angin-angin dari perintah mulut sang berkuasa yang "membuai" kehidupan kami.

Selayaknya Marco, air dan udara kota telah mengubah diriku. Mengubah aksara desa atau kampungku menjadi aksara kota yang penuh "bayang-bayang" kesetanan. Mengubah pandanganku pada dunia. Dunia yang aku sadari jika aku terlalu lemah untuk memberi arti padanya.

Bermula dari hidup di landainya pedesaan di Tegal, Jawa Tengah. Aku disasarkan oleh Tuhan ke Ciputat untuk mencari dan mengerti "sedikit bagian" dari semua ilmuNya. Kawasan Ciputat memang dikenal sebagai pusat aktivitas kajian mahasiswa Indonesia, aku berada di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dibuat untuk mencoba bermanfaat. Mari berdiskusi, mari membaca. Karena membaca, kita akan mengerti arti dari aksara yang tersusun lewat pena menjadi kata. Mengerti jika aksara bisa meruntuhkan atau melestarikan kehidupan. Mengerti jika kata adalah senjata.

 

 Kemudian menulislah, karena dengan menulis kita akan mencapai sebuah keabadian (Gadis Jepara). 

No tags yet.

Join my mailing list

bottom of page